Fakta tentang Penyakit Jamur
Penyakit jamur yang menyerang kulit biasanya dianggap sepele dan tidak berbahaya. Padahal kalau dibiarkan mungkin tidak akan berbahaya tetapi akan mengganggu penampilan dan secara psikologi. Jamur bukan hanya bisa menyerang kulit, ada jamur yang bisa juga menginfeksi jaringan dan masuk ke dalam darah dan infeksi organ tubuh. Kebersihan kulit sangat penting untuk dijaga, salah satunya adalah dengan cara rutin mandi dengan sabun setiap harinya, dan bila terserang jamur segera obati. Berikut adalah fakta yang perlu anda ketahui tentang penyakit jamur:
Sumber Artikel
1. Penyakit jamur ada di mana-mana
Benar sekali. Jamur yang bisa menginfeksi kulit manusia bisa tumbuh di mana-mana. Tempat-tempat yang menjadi favorit bagi jamur untuk berkembang biak adalah area yang beriklim lembab, panas, dan kondisi lingkungan yang padat. Jamur dapat ditemukan di tanah, hewan dan manusia terinfeksi. Penularan melalui kontak sehingga dapat ditemukan juga di toilet umum, pasar, terminal, dan tempat-tempat umum lainnya atau benda yang kontak dengan hewan atau manusia terinfeksi. Jamur-jamur tersebut bisa sewaktu-waktu menyerang kulit jika kita lengah dalam menjaga kebersihan kulit.2. Penyakit jamur menular
Memang benar. Semua penyakit jamur menular, termasuk panu dan kawan-kawannya. Penularan jamur bisa terjadi dari kulit yang terinfeksi jamur masuk ke kulit sehat melalui luka trauma pada kulit lewat kontak/sentuhan, lewat spora, dan lewat udara.3. Jamur sulit untuk disembuhkan
Secara umum memang penyakit jamur di kulit berlangsung tahunan terutama untuk jenis jamur yang dapat beradaptasi. Bila diobati, akan kambuh lagi, dan sepertinya sulit untuk disembuhkan. Namun sebenarnya tidak harus demikian. Hal ini mungkin terjadi karena jamur kulit tidak disembuhkan secara tuntas. Kemungkinan kedua mungkin salah memilih obat anti jamur. Karena itulah, bila terinfeksi jamur, obati secara tuntas dengan obat yang benar. Kemungkinan lain adalah karena sumber infeksi jamur masih ada dan belum dihilangkan sehingga dapat terjadi infeksi ulangan.4. Jamur kulit berbeda dengan eksim
Sepintas memang terlihat mirip, namun jamur kulit memang berbeda dengan eksim. Para dokter bisa melihat perbedaannya dengan melihat lesi atau bagian yang terinfeksi jamur sepintas saja. Namun yang sering terjadi adalah eksim yang tidak tampak seperti gejala eksim sesungguhnya. Hal ini bisa terjadi karena sejak awal tidak diobati dengan tepat. Pemberian obat yang tidak tepat akan memperburuk penyakit kulit asalnya. Dapat terjadi, eksim sudah ter infeksi dan kelainan kulitnya malah bertambah parah.5. Pengobatan jamur jika sudah komplikasi
Penyakit jamur yang diobati dengan pengobatan yang salah selain tidak akan sembuh, dapat terjadi infeksi akibat terlalu sering digaruk. Jika memang yang terjadi demikian, infeksinya harus diberi pengobatan terlebih dahulu. Setelah infeksi mereda, baru kemudian jamur kulinya yang diobati. Jika tidak dilakukan seperti itu, jamur kulit tidak akan bisa disembuhkan.6. Obat anti jamur ada yang minum dan dioleskan
Benar. Saat ini tersedia obat anti jamur yang diminum, ada pula yang hanya dioles. Tidak semua jenis penyakit jamur bisa disembuhkan dengan obat anti jamur yang diminum. Jamur yang dapat dan sudah menyebar lewat aliran darah yang membutuhkan obat anti jamur yang diminum, seperti jamur usus, jamur keputihan, dan jamur paru-paru.7. Jika jamur kulit tidak kunjung sembuh
Penyakit jamur kulit yang tidak sembuh-sembuh biasanya disebabkan oleh kesalahan memilih obat atau jamur yang menginfeksi kulit sudah resisten dengan obat yang biasa digunakan. Karena itulah segera periksa ulang ke dokter kulit dan biasanya dokter akan menyarankan untuk periksa ke laboratorium. Di sana anda akan diambil spesimen kulit yang berjamur akan diperiksa jenisnya dan penyebabnya. Dengan hasil pemeriksaan tersebut dapat diketahui jenis obat anti jamur apa yang tepat. Selain pengobatan dengan anti jamur perlu diperhatikan juga sumber penularannya. Dapat terjadi kegagalan penyembuhan bukan karena jamur yang resisten atau salah obat tetapi karena sumber penularan tidak disingkirkan atau dihilangkan sehingga terjadi infeksi jamur kembali.Sumber Artikel