Obsesi Sang Penggila IT Besarkan Commonwealth Bank
DUNIA perbankan dan kemajuan teknologi ibarat dua sisi mata uang yang bersisian. Bagaimana tidak, seiring dengan kemajuan teknologi, masyarakat modern juga dituntut untuk dapat menyelesaikan transaksi keuangan secara cepat dan mudah. Kapanpun dan dimanapun dia berada.
Tanggung jawab itu menjadi obsesi dan pekerjaan Johmar Gazo, Chief Technology Officer di Commonwealth Indonesia. Dalam perbincangan khususnya dengan okezone beberapa waktu lalu, Johmar bicara blak-blakan tentang karir, mimpi, dan kepribadiannya.
"Saya bergabung di Commonwealth Bank Australia (CBA) sejak tujuh tahun yang lalu, dan sejak empat tahun yang lalu menjabat sebagai general manager IT dan bertanggung jawab dalam mendukung proyek di India, Indonesia, Hong Kong, dan China," ungkap Johmar saat memulai perbincangannya.
Besar di Filipina tetapi berkewarganegaraan Australia, laki-laki berusia 39 tahun ini mengaku sudah lama tertarik dengan segala seluk beluk IT. Dunia IT, menurutnya, sangat nyata, cepat berubah dan memiliki potensi bisnis yang besar.
"Sudah semenjak lama saya bergelut di dunia IT, financial services dan teknologi di perbankan di beberapa negara seperti Malaysia, Hong Kong, dan Amerika Serikat (AS). Setahun lalu saya ke Indonesia, dan di sini ternyata tidak berbeda jauh dengan di Filipina, my home town (asalku)," tambah Johmar.
Meskipun saat kuliah dia pernah ragu untuk memilih arsitektur atau IT sebagai bidang yang akan digelutinya, Johmar tak pernah menyesal. Dia mengawali karier profesionalnya sebagai Technology Consultant di IBM pada 1994-1997 ini mengaku sampai saat ini masih terus belajar dan mengembankan kemampuannya di bidang IT. Ini juga yang menjadi rahasia suksesnya selama ini.
"Dunia IT membuat segala sesuatu terasa jadi real, IT juga membuka banyak kesempatan dan didalamnya tersimpan bisnis yang masih sangat besar," papar dia.
Sesuai dengan fokus bisnis Commonwealth Bank yang berpusat di Australia, Johmar menyebut bahwa tahun ini strategi bisnis mereka adalah memposisikan diri pada kepuasan nasabah terutama di kalangan wealth management, small medium enterprises, dan wholeshale.
"Karena pertumbuhan nasabah dan bisnis yang besar, maka kami harus meningkatkan infrastruktur, network, bandwith. Selain itu juga perkembangan mobile technology," papar Johmar yang mengaku suka bermain basket, fotografi dan volly di waktu luangnya ini.
Saat ini, Johmar mengaku bahwa dirinya sedang mengembangkan sistem baru pengembangan IT yang kerap disebut cloud computing. Dengan gamblang, Johmar menjelaskan secara awam apa dan bagaimana sistem ini bekerja.
"Ibarat sebuah kotak tempat penyimpanan, ketika kapasitasnya sudah penuh, dia akan membutuhkan kotak-kotak lain yang lebih besar. Cloud computing akan membuat semacam tempat penampungan yang lebih besar dengan kemampuan yang setara bahkan lebih besar dari kumpulan kotak-kotak yang lama itu," jelas dia.
Meskipun Johmar enggan menyatakan berapa angka yang harus ditanamkan Coomonwealth Bank untuk mengadopsi sistem ini ke dalam usaha mereka, dia memastikan bahwa sistem cloud ini adalah sesuatu yang baru di Indonesia.
"Di Indonesia masih dibilang baru, bahkan bisa dikatakan hanya kami di perbankan yang sudah menggunakannya. Sistem cloud computing ini bekerja bukan hanya di hardware saja, tetapi juga di sistem," tambah Johmar yang sebelumnya pernah menjabat sebagai General Manager di Internasional Financial Services di 1997 sampai 2004 ini.
Selain itu, Johmar juga mengaku sedang mengembangkan sebuah mobile application yang akan semakin memudahkan nasabah Commonwealth Bank di Indonesia yang memiliki populasi besar.
"Kita akan terus mengembangkan keamanan dan kenyamanan pelanggan kami dengan mobile technology. Kami sedang membahas bagaimana agar ke depan, mobile aplikasi kita dapt digunakan sebagai alat pembayaran (bill payment)," jelasnya.
Johmar membayangkan, mobile aplikasi yang saat ini sedang dikerjakannya dapat digunakan sebagai invesment mobile yang dapat digunakan sebagai alat transaksi atau pembayaran semata, tetapi juga untuk berinvestasi seperti reksa dana. Maklum, bank asal Austaralia ini memang saat ini sedang memiliki program CommWay yang memungkinkan nasabah yang ingin menabung sekaligus berinvestasi.
"Kita juga akan terus mengamankan dan menyamankan transaksi nasabah lewat token. Token yang dipegang nasabah Commonwealth, dilengkapi dengan PIN dynamic yang hanya bisa digunakan sekali saja untuk menghindari fraud," jelasnya.
Dengan penduduk Indonesia yang mencapai 200 juta, Indonesia masih menjadi pasar yang potensial bagi segala macam perkembangan bisnis, termasuk diantaranya layanan perbankan. Menawarkan kemudahan, kenyamanan, dan keamanan nasabah dalam bertansaksi, sesuai dengan misi Commonwealth Indonesia, Johmar yakin, transaksi keuangan lewat mobile akan terus berkembang.
"Kita ingin nasabah menggunakan mobile application semudah menggunakan SMS. Oleh karenanya, dalam waktu dekat, kami juga akan memasukkan teknologi yang memungkinkan transaksi keuangan lewat social media seperti Facebook," janjinya.
sumber
Rating: 4.5