Kisah Karen, Bos Wanita Pertama di Pertamina
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan masuk dalam jajaran 50 wanita pebisnis paling berpengaruh versi majalah Fortune. Karen merupakan satu-satunya wanita asal Indonesia yang masuk dalam daftar ini.
Lahir di Bandung, 19 Oktober 1958, Galaila Karen Agustiawan, merupakan anak dari pasangan R Asiah dan Dr Sumiyatno. Melansir Wikipedia.org, Jumat (21/9/2012), orangtua Karen merupakan orang Indonesia pertama yang bergabung dalam World Health Organization (WHO).
Karen juga telah menikah dengan Herman Agustiawan, mantan Direktur Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), yang kini berkerja di Kementerian ESDM. Dari pernikahannya, mereka dikaruniai tiga anak.
Lulusan Sarjana Teknik Fisika, Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 1978 ini awalnya berencana menjadi profesor. Namun atas desakan ayahnya, dia memutuskan untuk berkarir di bidang bisnis.
Setelah lulus, dia bekerja di Mobil Oil dalam beberapa posisi termasuk sistem analis dan programmer untuk pengembangan perhitungan cadangan (reserve calculation), processor seismik, dan sistem pengontrol kualitas untuk berbagai project seismik.
Karen juga pada waktu itu adalah pemimpin proyek departemen komputasi eksplorasi (exploration computing department). Setelah diangkat menjadi pemimpin proyek di departemen eklporasi, pada 1998, karen meninggalkan Mobil dan bekerja di Landmark Concurrent Solusi, anak usaha dari salah satu perusahaan di Indonesia, Landmark Graphics Corporation.
Pada 2002, dia menjadi wanita pertama Indonesia yang direkrut sebagai commercial manager di Halliburton Indonesia. Kemudian, pada 2006 lalu barulah Karen bergabung bersama Pertamina sebagai Direktur Pertamina Hulu.
Karen pun baru dilantik menjadi Direktur Utama pada 5 Februari 2009 menggantikan Ari H Soemarno, adalah perempuan pertama yang menempati posisi puncak di Pertamina sepanjang 51 tahun sejarah perusahaan itu.
Rating: 4.5
sumber