Penuhi Gizi Keluarga Lewat Berkebun
Menjadi seorang ibu diharuskan kreatif. Terlebih lagi tinggal di kota besar.
Berkebun bisa menjadi cara mudah untuk memenuhi bahan pangan di rumah sendiri. Selain menyediakan gizi bagi anggota keluarga, berkebun juga menghasilkan bahan pangan lebih sehat.
Tidak susah kok untuk memulainya. Maesti Mardiharini dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian tidak mengharuskan memiliki lahan luas terbuka untuk memulainya.
"Bisa memakai pot atau polibag. Boleh juga memanfaatkan apa saja yang ada di rumah, seperti paralon bocor, botol minyak goreng bekas, kaleng susu bekas, baskom bocor atau plastik bekas es mambo," jelasnya dalam sebuah acara oleh Kraft Food beberapa waktu lalu.
Semua tanaman yang bisa ditanam dengan media tersebut adalah sayuran-sayuran yang bisa dipetik dan rempah-rempah, seperti cabai, terong, tomat, buncis, jahe, kencur, bawang, temulawak dan sebagainya. Tapi jika memiliki lahan luas, bisa menanam pohon mangga, jambu atau pohon daun salam.
"Daripada harus beli cabe 1000 rupiah di warung, padahal hanya butuh dua biji. Sisanya dimasukin ke kulkas hingga layu. Kalau berkebun bisa tinggal metik sesuai kebutuhan. Praktis. Berkebun juga menjadi cara mencegah terjadinya kerawanan pangan," tambahnya.
Selain itu, Maesti mengungkapkan bahwa berkebun di rumah bisa menghemat pengeluaran setiap bulan. Bisa juga menjualnya ke tetangga atau dikonsumsi sendiri demi mencukupi gizi dan lebih sehat.
"Program berkebun (dikenal dengan Homestead Food Production) ini sedang digalakkan di tanah air, termasuk Jakarta. Dari hasil pengamatan kami di Nusa Tenggara Timur, keluarga yang berkebun bisa menghemat 225.000 rupiah setiap bulannya."
Berkebun bisa menjadi cara mudah untuk memenuhi bahan pangan di rumah sendiri. Selain menyediakan gizi bagi anggota keluarga, berkebun juga menghasilkan bahan pangan lebih sehat.
Tidak susah kok untuk memulainya. Maesti Mardiharini dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian tidak mengharuskan memiliki lahan luas terbuka untuk memulainya.
"Bisa memakai pot atau polibag. Boleh juga memanfaatkan apa saja yang ada di rumah, seperti paralon bocor, botol minyak goreng bekas, kaleng susu bekas, baskom bocor atau plastik bekas es mambo," jelasnya dalam sebuah acara oleh Kraft Food beberapa waktu lalu.
Semua tanaman yang bisa ditanam dengan media tersebut adalah sayuran-sayuran yang bisa dipetik dan rempah-rempah, seperti cabai, terong, tomat, buncis, jahe, kencur, bawang, temulawak dan sebagainya. Tapi jika memiliki lahan luas, bisa menanam pohon mangga, jambu atau pohon daun salam.
"Daripada harus beli cabe 1000 rupiah di warung, padahal hanya butuh dua biji. Sisanya dimasukin ke kulkas hingga layu. Kalau berkebun bisa tinggal metik sesuai kebutuhan. Praktis. Berkebun juga menjadi cara mencegah terjadinya kerawanan pangan," tambahnya.
Selain itu, Maesti mengungkapkan bahwa berkebun di rumah bisa menghemat pengeluaran setiap bulan. Bisa juga menjualnya ke tetangga atau dikonsumsi sendiri demi mencukupi gizi dan lebih sehat.
"Program berkebun (dikenal dengan Homestead Food Production) ini sedang digalakkan di tanah air, termasuk Jakarta. Dari hasil pengamatan kami di Nusa Tenggara Timur, keluarga yang berkebun bisa menghemat 225.000 rupiah setiap bulannya."