Fakta Orang Sukses Tanpa Ijazah
Kesuksesan selalu dihibungkan dengan pendidikan yang tinggi hingga universitas, padahal ada fakta orang sukses tanpa ijazah yang akan dipaparkan berikut ini. Moga kita dapat mengambil pelajaran akan terbukanya peluang bagi siapapun yang mau berusaha keras untuk mencapai kesuksesan walaupun tanpa ijazah sekolah.
Ajip Rosidi
Dia menolak ikut ujian akhir SMA dan beliau mengatakan bahwa "Saya tidak jadi ikut ujian, karena ingin membuktikan bisa hidup tanpa ijazah". Dan Ajip Rosidi membuktikannya dengan terus menulis, membaca dan membeli buku hingga ribuan jumlahnya. Akhirnya Ajip Rosidi pada usia 29 tahun diangkat sebagai dosen luar biasa Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran. Kemudian menjadi Direktur Penerbit Dunia Pustaka Jaya, Ketua Ikapi Pusat, Ketua DKJ dan akhirnya pada usia 43 tahun menjadi profesor tamu di Jepang hingga beliau pensiun.
Andy F. Noya
Nama yang tak asing lagi ditelinga kita, yaitu seorang pimpinan redaksi Metro TV Andy F. Noya yang ternyata belum lulus sarjana. Sejak lulus SD Sang Timur di Malang, Jawa Timur, pria kelahiran Surabaya ini sekolah di Sekolah Teknik Jayapura lalu melanjutkan ke STM Jayapura. Sejak kecil Andy F. sangat cinta kepada dunia tulis menulis ditambah lagi kemampuannya dalam hal menggambar kartun dan karikatur yang membuatnya melangkah lebih mantap di bidang tulis menulis.
Basrizal Koto
Meski sempat bersekolah hingga kelas lima SD, Basrizal Koto (Basko) akhirnya berkesimpulan bahwa kemiskinan harus dilawan bukan untuk dinikmati. Atas seizin ibunya, diapun memilih pergi merantau ke Riau dibanding melanjutkan sekolah. Kemahirannya ber komunikasi, membangun jaringan, menepati janji, dan menjaga kepercayaan akhirnya membawanya sukses membangun kerajaan bisnis. Jumlah perusahaan yang dikelolanya kini mencapai 15 perusahaan dan sejak 2006 dia juga terjun ke bisnis penambangan batu bara di Riau, menyediakan jasa TV kabel dan Internet di Sumatra.
M. H. Ainun Najib
Fakta lain ialah Emha Ainun Nadjib yang pendidikan formalnya hanya kuliah selama 3 bulan di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada. Sebelumnya dia pernah ‘diusir’ dari Pondok Modern Gontor Ponorogo karena melakukan ‘demo’ melawan pemerintah pada pertengahan tahun ketiga studinya, kemudian pindah ke Yogya dan menamatkan sekolahnya di SMA Muhammadiyah I. Selebihnya Beliau jadi pengembara ilmu di luar sekolah hingga dia bisa jadi manusia dengan berbagai kemampuan dan disiplin ilmu.
Purdi E Chandra
Seorang Purdi E chandra yakin bahwa gagal meraih gelar sarjana bukan berarti gagal meraih cita-cita dan iapun memutuskan untuk meninggalkan bangku kuliah dan mulai serius untuk berbisnis. Hasilnya Purdi E Chandra berhasil menjadi pengusaha sukses dalam mengembangkan bimbingan belajar Primagama yang didirikannya, sehingga memiliki lebih dari 181 cabang di 96 kota besar di Indonesia. Bahkan dikabarkan pada saat ini Bimbel Primagama terus berkembang dengan pesat dan memiliki 500 cabang lebih di seluruh Indonesia.
source : www.antarasumut.com |
Ajip Rosidi
Dia menolak ikut ujian akhir SMA dan beliau mengatakan bahwa "Saya tidak jadi ikut ujian, karena ingin membuktikan bisa hidup tanpa ijazah". Dan Ajip Rosidi membuktikannya dengan terus menulis, membaca dan membeli buku hingga ribuan jumlahnya. Akhirnya Ajip Rosidi pada usia 29 tahun diangkat sebagai dosen luar biasa Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran. Kemudian menjadi Direktur Penerbit Dunia Pustaka Jaya, Ketua Ikapi Pusat, Ketua DKJ dan akhirnya pada usia 43 tahun menjadi profesor tamu di Jepang hingga beliau pensiun.
Andy F. Noya
Nama yang tak asing lagi ditelinga kita, yaitu seorang pimpinan redaksi Metro TV Andy F. Noya yang ternyata belum lulus sarjana. Sejak lulus SD Sang Timur di Malang, Jawa Timur, pria kelahiran Surabaya ini sekolah di Sekolah Teknik Jayapura lalu melanjutkan ke STM Jayapura. Sejak kecil Andy F. sangat cinta kepada dunia tulis menulis ditambah lagi kemampuannya dalam hal menggambar kartun dan karikatur yang membuatnya melangkah lebih mantap di bidang tulis menulis.
Basrizal Koto
Meski sempat bersekolah hingga kelas lima SD, Basrizal Koto (Basko) akhirnya berkesimpulan bahwa kemiskinan harus dilawan bukan untuk dinikmati. Atas seizin ibunya, diapun memilih pergi merantau ke Riau dibanding melanjutkan sekolah. Kemahirannya ber komunikasi, membangun jaringan, menepati janji, dan menjaga kepercayaan akhirnya membawanya sukses membangun kerajaan bisnis. Jumlah perusahaan yang dikelolanya kini mencapai 15 perusahaan dan sejak 2006 dia juga terjun ke bisnis penambangan batu bara di Riau, menyediakan jasa TV kabel dan Internet di Sumatra.
M. H. Ainun Najib
Fakta lain ialah Emha Ainun Nadjib yang pendidikan formalnya hanya kuliah selama 3 bulan di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada. Sebelumnya dia pernah ‘diusir’ dari Pondok Modern Gontor Ponorogo karena melakukan ‘demo’ melawan pemerintah pada pertengahan tahun ketiga studinya, kemudian pindah ke Yogya dan menamatkan sekolahnya di SMA Muhammadiyah I. Selebihnya Beliau jadi pengembara ilmu di luar sekolah hingga dia bisa jadi manusia dengan berbagai kemampuan dan disiplin ilmu.
Purdi E Chandra
Seorang Purdi E chandra yakin bahwa gagal meraih gelar sarjana bukan berarti gagal meraih cita-cita dan iapun memutuskan untuk meninggalkan bangku kuliah dan mulai serius untuk berbisnis. Hasilnya Purdi E Chandra berhasil menjadi pengusaha sukses dalam mengembangkan bimbingan belajar Primagama yang didirikannya, sehingga memiliki lebih dari 181 cabang di 96 kota besar di Indonesia. Bahkan dikabarkan pada saat ini Bimbel Primagama terus berkembang dengan pesat dan memiliki 500 cabang lebih di seluruh Indonesia.